Different Love [2] – The Reason by babylulu

6608413428120203798

author : babylulu

main cast :

oh sehun

hanna (OC)

genre : romance, frienship

rating: 15

length : ficlet series

summary :

mine is different from another kind of love, but feel the different

until you know what kind of love that I have

and than you will know

how much I love you

Different Love #1|| The Reason

HAPPY READING

 

Malam yang cukup melelahkan bagi seorang gadis berperawakan mungil seperti Hanna. Dengan sapu di tangan kanannya, Hanna tengah sibuk menyelesaikan tugas terakhirnya hari ini sebelum ia diperbolehkan pulang.

“ah….selesai juga, ahjumma aku pulang dulu ya”. Dengan cekatan Hanna merapikan barang-barang yang masih sedikit tercecer di meja kasir. Menatanya rapi pada etalase disampingnya, lalu berjalan meraih backpack biru tua pada sandaran kursi di belakangnya.

“ne, kau pulang sendiri lagi, kemana pacarmu yang tampan itu?”. Tanya Shin ahjumma sebelum Hanna benar-benar pergi meninggalkanya.

“ahjumma, sudah berapa kali aku katakan, dia bukan pacarku”. Hanna menjawabnya dengan sedikit kesal.

“arraseo, hati hati dijalan”. Kim ahjumma hanya terkekeh geli melihat perubahan ekspresi wajah Hanna saat ia menggodanya. Terlalu lucu untuk gadis seusianya yang bisa dikatakan bukan anak-anak lagi.

Setelah kejadian malam itu, Sehun semakin rajin mengunjungi toko tempat Hanna bekerja. Bahkan ia juga tak segan mengantar Hanna pulang kerumah dan berakhir pada meja makan di rumah Hanna. Seolah tak merasa keberatan dengan kehadiran Sehun di acara makan malam mereka,  ibu Hanna bahkan kerap kali menyiapkan makanan kesukaan Sehun.

Seperti layaknya sebuah keluarga, gelak canda dan tawa sering terdengar menghiasi rumah kecil mereka. Suasana sepi yang sering mendominasi rumah Hanna, seolah pecah dengan kehadiran namja bernama Sehun ditengah-tengah ibu dan anak gadisnya ini. Memberikan sedikit kehangatan yang sudah terlalu lama tak pernah Hanna rasakan setelah kepergian ayahnya.

Tapi ada yang berbeda belakangan ini. Sehun tak pernah lagi menampakan batang hidungnya didepan Hanna, sekedar menyapa  atau lebih-lebih mengantarnya pulang menaiki sepeda putih seperti biasanya. Entah apa yang terjadi pada Sehun, yang jelas Hanna rasakan hanyalah perasaan khawatir yang berlebihan. Takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa Sehun. Tak ada keberanian dalam diri Hanna untuk sekedar mencari tahu keberadaan Sehun. Nomor ponsel yang ia curi diam diam dari Minji pun hanya bertengger manis dalam phonebook ponselnya.

Hanna POV

“terimaksih eonnie”.  Kumasukkan uang kembalian yang baru kuterima kedalam tasku, lalu menyambar segelas frapuccino yang baru ku pesan. Udara dingin telah menggodaku untuk memasuki sebuah caffe tak jauh dari halte bis. Menikmati segelas kopi hangat mungkin bisa sedikit menghangatkan tubuhku.

“hmm…ini benar-benar nikmat”. Sedikit demi sedikit ku minum kopi dalam gelas ditanganku, sambil menikmati pemandangan luar yang terlihat dari kaca lebar didepan.

“omo, aku bisa ketinggalan bis”. Aku terkejut, lalu seketika berdiri menyadari jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjukan pukul 8.30 pm. Aku tak ingin pulang terlambat malam ini. Segera ku habiskan sisa kopi ini dalam satu tegukan, lalu berlari keluar caffe.

BRUKK..!!

“aaa….”. Kurasakan sesuatu menghantam tubuhku cukup keras, membuatku kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh kalau saja tanganku tak perpegangan pada sesuatu didepanku ini. Lebih tepatnya seseorang yang tadi menabrakku.

“gwaenchana??”. Tanya orang itu padaku.

“ne, gwaenchana…Hun-ah..!!”. Ku alihkan pandanganku pada orang itu, dan seketika mataku membulat lebar menyadari orang ini adalah Sehun. Ya, aku tak mungkin salah lihat, dia Oh Sehun yang ku kenal.

“Han..na..”. Tatapannya pun menunjukkan keterkejutan tak kalah sepertiku. Bahkan ia terlihat gugup melihatku yang berdiri tepat di depannya.

“apa yang kau—“. Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, tiba-tiba saja ku lihat seseorang berjalan menghampiriku dan Sehun.

“Baby, ada apa? Kau mengenalnya?”.

DEG

Seorang gadis berambut panjang sebahu tampak melingkarkan tangannya pada lengan Sehun, dengan dress peach selutut dan flat shoes beraksen pita diatasnya, ia nampak begitu cantik. Berbeda jauh denganku yang hanya mengenakan hoodie putih dan celana jeans ¾  yang bahkan sobek dibagian lutut.

“ani, ayo kita masuk”. Sehun meninggalkanku begitu saja, dan masuk kedalam caffe bersama gadis itu.

“mwo?”. Tunggu, apa Sehun baru saja bilang kalau dia tak mengenalku, yang benar saja.

“baiklah Sehun kalau itu maumu”. Ucapku kemudian sambil melangkahkan kakiku keluar caffe. Emosiku meradang mendengar penuturanya yang sangat mengejutkanku.

Tak lama akupun sampai di halte bis. Beruntung karena aku tak perlu menunggu lama, bis yang biasa aku tumpangi segera muncul. Segera kakiku melangkah menaiki kendaraan yang akan membawaku pulang ini.

“siapa gadis itu?apa dia yeojachingu Sehun?”. Tanyaku dalam hati. Perhatianku masih saja tertuju pada sosok gadis itu, gadis yang begitu cantik dengan senyum manisnya.

“lalu kenapa Sehun harus malu mengakui keberadaanku? Apa aku seburuk itu?”. Ada perasaan aneh yang kurasakan saat mengingat pertemuanku dengan Sehun tadi. Apakah marah, kecewa, ataukah aku sedih melihatnya bersama gadis lain, aku sendiri tak mengerti.

‘Inikah jawaban dari pertanyaanku waktu itu Hun-ah’

 

Flashback on

Author POV

“ya..!! kenapa lama sekali, kau mau melihatku mati kedinginan eoh?”. Sehun segera menarik tangan Hanna yang barusaja keluar dari toko. Sudah lebih dari 20 menit Sehun menunggunya diluar sendirian.

“memangnya siapa yang menyuruhmu menungguku, dasar orang aneh”. Dengan sekali hentakan, Hanna melepaskan genggaman tangan Sehun. ia tak habis pikir kenapa Sehun selalu menunggunya setiap malam untuk mengantarkanya pulang. Ia tak pernah memintanya, bahkan sering kali menolaknya. Tapi bukan Sehun namanya kalau dia akan menuruti perkataan Hanna dengan mudah.

“kajja, aku sudah lapar”. Sehun mengisyaratkan Hanna untuk segera memboncengnya, ia nampak siap mengantarkan Hanna pulang malam ini. Terlebih ia tak mau melewatkan makan malam yang telah menantinya setibanya di rumah Hanna.

“kau ini, mau mengantarku pulang atau mencari makan malam gratisan sih?”. Ujar Hanna sembari memposisikan dirinya pada jok belakang sepeda Sehun. Sepertinya Hanna sudah merasa nyaman dengan sepeda Sehun.

“mungkin pilihan nomor dua lebih masuk akal”. Jawab Sehun sambil mulai mengayuh pedal sepeda keluaran Italy itu. Ada senyum yang terlihat menghiasi bibir Sehun, namun sayangnya Hanna sama sekali tak melihatnya. Pancaran aura bahagia yang semakin hari terus saja mengembang pada wajah Sehun. apalagi disaat ia bisa merasakan tangan Hanna yang tengah melingkar sempurna di pinggangnya seperti sekarang ini.

“sapi albino, boleh aku menanyakan sesuatu”. Ucap Hanna ditengah-tengah perjalanan mereka.

“hmm, apa?”. Sehun hanya menjawabnya singkat. Ia masih terfokus pada jalanan yang sedang ia lewati.

“sebenarnya kau ini apa? Teman, musuh, atau orang asing? Kenapa kau bersikap baik dan menyebalkan disaat yang bersamaan eoh?”. Pertanyaan yang telah cukup lama bersarang di kepala Hanna itu, akhirnya keluar begitu saja dari bibirnya.

“kau akan tahu nanti, tidak usah banyak tanya”. Ujung bibir Sehun tertarik, membentuk sebuah lengkungan manis tatkala ia mendengar pertanyaan Hanna. Bahkan membayangkan jawaban yang akan ia berikan nanti saja, sudah membuatnya merasa bahagia.

“arraseo”. Berbeda dengan gadis di belakangnya yang hanya bisa mempoutkan bibirnya.

CITTT…!!!

“yak..!!! kenapa berhenti mendadak?”. Teriak Hanna yang hampir saja jatuh karena ulah Sehun.

“tadi kau memanggilku apa? sapi albino?”. Ujar Sehun sesaat setelah sepedanya berhenti sembari menatap tajam gadis di belakangnya.

“ne, sapi albino, memangnya kenapa?”. Jawab Hanna santai sambil balik menatap ke arah Sehun tak kalah tajamnya.

“kau kira aku ini pemakan rumput eoh? Cepat turun?”. Perintah Sehun paksa pada Hanna. Sebenarnya ia tak benar-benar marah, hanya saja ada rencana lain yang menghampiri otak nakalnya.

“tapi aku benar kan, lihat saja kulitmu yang bahkan tak berpigmen itu”. Ujar Hanna mencoba membela diri. Dan dengan terpaksa ia pun turun karena Sehun yang terus saja menggoyang-goyangkan sepedanya, membuatnya nyaris jatuh untuk kedua kalinya.

“sebagai hukumanya, kau yang mengayuh sepeda aku yang membonceng”. Dengan santai Sehun berpindah ke jok belakang, membiarkan Hanna yang hanya bisa membuka mulutnya lebar mendengar ucapan Sehun barusan.

“mwo..??”.

“palli, kau tak dengar cacing diperutku sudah menggelar konser?”. Ucap Sehun sambil memegangi perutnya yang memang sudah kelaparan sejak tadi.

“shireo, kau terlalu berat Hun-ah, aku tidak kuat mengayuhnya”. Jawab Hanna

“ya sudah kalau tidak mau, pulang sendiri sana, aku tunggu kau di meja makan”. Senyum licik terlihat dari bibir Sehun. ia benar-benar mulai mengayuh sepedanya lagi, berniat meninggalkan Hanna sendiri disana.

“andwae..!!! tunggu aku Hun-ah, aku mau…tunggu..!!!!”.

 

Flashback off

 

“lalu kenapa kau bersikap baik padaku selama ini”. Kurasakan setetes air jatuh dari pelupuk mataku begitu saja. Aku masih terduduk dalam bis, ditemani lagu Park Jang Hyun & Park Hyun Gyu–Love Is (OST The Heirs) yang terdengar dari headset yang menyumpal kedua telingaku.

Aku benar-benar tak bisa mendeskripsikan perasaan yang tengah kurasakan saat ini. Apakah seperti ini rasanya cemburu, apakah seperti ini yang dinamakan mencintai seseorang. Lalu kenapa Sehun memberikanku harapan kalau pada akhirnya dia akan melukai perasaanku, bahkan  sebelum dia mengetahuinya.

Gadis itu, terlalu cantik dibandingkan denganku. Harusnya aku memang menyadari sejak awal, siapa Sehun dan siapa aku. Harusnya aku tak menyalah artikan kebaikan Sehun, dan menganggapnya sebagai rasa suka sepertiku. Harusnya aku bisa menjaga prinsipku untuk tak terjatuh pada pesona seorang namja, karena hanya akan ada luka dan air mata di akhir cerita.

Author POV

“terimakasih, semoga belanja anda menyenangkan”. Hanna tersenyum simpul ke arah pelanggan yang baru saja dia layani. Pekerjaan yang cukup melelahkan memang, tapi ia begitu menikmatinya meski gaji yang ia terima tak terlalu banyak.

TING

Terdengar suara pintu terbuka, dan betapa terkejutnya Hanna saat menyadari orang yang tengah berjalan ke arahnya ini adalah Sehun. Seseorang yang berhasil membuatnya menangis semalaman di tempat tidur, hanya karena melihatnya bersama gadis lain. Dan sekarang ia harus rela bertemu pandang dengannya lagi, setelah ia berusaha mati-matian untuk selalu menghindarinya.

“selamat datang, selamat berbelanja”. Dengan jantung yang seakan mau lepas dari tempatnya, Hanna mencoba bersikap biasa. Menyapa Sehun seolah dia adalah pelanggan biasa di tokonya.

“bisa kita bicara sebentar An”. Ujar Sehun sambil terus mendekat ke arah Hanna, bahkan mereka sudah tepat berhadapan sekarang.

“maaf, jika tidak ingin berbelanja silahkan datang lain waktu”. Bukanya menjawab pertanyaan Sehun, Hanna justru mengalihkan arah pembicaraan Sehun. Membuat namja berperawakan tinggi ini semakin gelisah dengan sikap Hanna yang berubah 180 derajat.

“sebentar saja, ku mohon”. Dan kali ini Sehun benar-benar memohon kepada Hanna, dengan wajah memelasnya, yang sebenarnya Hanna sendiri tak tega melihatnya. Tapi ego Hanna terlalu besar untuk sekedar mengiyakan permintaan Sehun.

“ahjumma, bisa gantikan aku sebentar, aku mau ke kamar kecil sebentar”. Lagi-lagi Hanna tak menhiraukan ucapan Sehun, ia bahkan pergi meninggalkan Sehun begitu saja yang masih berdiri di depan meja kasir.

“maafkan sikap Hanna, mungkin perasaanya sedang tidak baik”. Shin ahjuma mencoba menenangkan Sehun yang masih mematung ditempatnya. Ia paham dengan keadaan Hanna yang sedang kacau.

“terimakasih ahjumma, aku pergi dulu”. Sehun membungkukkan tubuhnya sesaat, kemudian melangkahkan kakinya keluar. Raut kekecewaan jelas terlihat dari wajahnya. Dengan langkah gontai, Sehun pergi meninggalkan Hanna yang entah berada dimana. Ia bahkan belum sempat mengucapkan kata maaf sampai sekarang.

Berkali-kali Sehun berusaha menemui Hanna, menunggunya didepan toko saat Hanna hendak pulang, atau bahkan berdiri di halte bis semalaman demi ingin bertemu dengannya. Namun seolah memiliki indra ke enam, Hanna selalu tau keberadaan Sehun. Membuatnya berhasil menghindarinya dengan berbagai cara.

Bukan hal semacam ini yang Hanna harapkan, ia pun terlalu lelah terus menerus bersembunyi dari Sehun yang bahkan ia sendiri sangat merindukannya. Ya, tak bisa Hanna pungkiri kalau ia pun sebenarnya merindukan Sehun, seperti dulu saat mereka menghabiskan waktu bersama. Hanna rindu Sehun yang selalu menjahilinya, memanggilnya dengan sebutan yang tidak manusiawi, memaksanya pulang bersama, merebut jatah makan malam miliknya, dan memberinya ucapan selamat malam sebelum ia terlelap dalam tidurnya.

Terlalu munafik memang, tapi tak ada pilihan lain baginya selain menhindari Sehun. Hanna tak mau kembali jatuh ke dalam pesona Sehun lagi, lalu berakhir dengan kesedihan yang tak berkesudahan. Walaupun sampai saat ini, Hanna masih merasakan perasaan yang sama. Katakan saja ia belum bisa menghapus nama Sehun dari dalam hatinya.

It’s really hurt, and it’s true

“selamat siang anak-anak, jangan lupa kerjakan tugas kalian”. Jung seosaengnim mengakhiri kelasnya siang ini.

“ne seosaengnim”. Para siswa sontak menghela nafasnya lega. Jam pelajaran terakhir memang selalu membosankan, terlebih tugas yang diberikan guru killer itu bukan main banyaknya.

“kau langsung ke toko An?”. Ujar Min Jung, teman sebangku Hanna sembari memasukan semua peralatan tulisnya ke dalam tas, bersiap-siap pulang.

“aniyo, hari ini aku dapat jatah libur”. Jawab Hanna santai sambil melakukan hal yang sama dengan Min Jung.

“jinjja? Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan, sudah lama kan kita tidak pergi bersama”. Bujuk Min Jung dengan aegyonya yang sama sekali tak menarik perhatian Hanna.

“baiklah, aku rasa idemu tidak buruk”. Hanna merangkul pundak Min Jung lalu pergi berjalan meninggalkan kelas mereka yang hampir kosong. Menyusuri lorong demi lorong dengan wajah ceria layaknya anak TK yang baru mendapat permen. Sekedar jalan-jalan mungkin bisa menghibur hatinya yang benar-benar sedang kacau.

“cek..cek…1..2..3”. Dengungan suara khas microphone terdengar begitu keras, membuat siswa siswi yang tengah berhambur keluar kelas mengalihkan perhatianya ke arah lapangan basket, tempat sumber suara itu berasal.

Hanna dan Min Jung pun dibuat bingung dengan suara yang menggelitik indra pendengaran mereka. Terlebih melihat teman-teman yeojanya yang berlarian sambil berteriak histeris. Membuat kedua gadis ini hanya bisa mengerutkan dahinya lantaran tak tahu apa yang sedang terjadi.

“ada apa ini?”. Tanya Min Jung pada salah satu siswi yang lewat.

“kau tak tahu, ada pertunjukan musik dari para sunbae kita, cepat atau kau akan menyesal tak melihatnya”. Jawabnya bersemangat, membuat Min Jung dan Hanna membulatkan matanya serempak.

“Hanna, kita harus melihatnya, kajja”. Tanpa aba-aba Min Jung menarik tangan Hanna. Menyeretnya ke arah kerumunan orang-orang itu. Ia tak mau melewatkan hiburan gratis seperti ini.

“sunbae saranghae”.

“Baekhyun sunbae jadilah namjachinguku”.

“Sehun sunbae fighting..!!”.

Teriakan-teriakan itu terus saja terdengar memenuhi telinga Hanna. Dan seolah mendapat hantaman keras saat Hanna tak sengaja mendengar nama Sehun diantara teriakan teriakan itu. Namun terlambat baginya, karena ia barusaja berhasil menerobos kerumunan yang begitu sesak itu bersama Min Jung. Dan sekarang ia tepat berdiri dihadapan kedua namja yang tengah bersiap menggelar konser tunggalnya.

Apa yang bisa Hanna lakukan selain diam mematung melihat Sehun tepat berada di depanya bersama Baekhyun. Dengan kaos putih berlapis kemeja merah kotak kotak diluarnya, celana jeans robek-robek dan topi hitam yang bertengger terbalik di kepalanya. Bolehkah Hanna menyebutnya sempurna.

Hanna tahu talenta Sehun sebagai seorang musisi, lebih tepatnya gitaris. Ia sering mendengarnya dari para seniornya dulu ketika Sehun masih bersekolah disana. Tapi ia belum pernah melihatnya secara langsung, bagaimana lincahnya jari jemari Sehun bermain diatas senar gitar. Memainkan melodi yang begitu indah didengar seperti sekarang ini.

Diiringi petikan gitar dari Sehun dan suara emas Baekhyun, semua orang dibuat kagum melihat pertunjukan itu. Termasuk Hanna yang masih saja tak bergeming dari tempatnya berdiri saat ini. Seolah terbius dengan apa yang sedang ia lihat, Hanna bahkan tak menghiraukan Min Jung yang terus saja berteriak disampingnya.

 

Hoobastank – The Reason

I’m not a perfect person,

as many things i wish i didn’t do

But i continue learning,

i never meant to do those things to you

And so i have to say before i go, that i just want you to know

I’ve found a reason for me,

to change who i used to be

A reason to start over new,

and the reason is you

 

I’m sorry that i hurt you,

It’s something i must live with everyday

And all the pain i put you trough,

i wish that i could take it all away

And be the one who catches all you tears,

That’s why i need you to hear

 

I’ve found a reason for me,

to change who i used to be

A reason to start over new,

and the reason is you

 

I’ve found a reason to show

aside of me you didn’t know

A reason for all that i do,

and the reason is you

 

Tepuk tangan meriah mengakhiri penampilan Baekhyun yang menyanyikan lagu berbahasa inggris itu. Penonton dibuat terkesima oleh penampilan kedua namja tampan ini yang bahkan tak lebih dari 5 menit.

Hanna masih berdiri ditempatnya, sedang yang lain mulai membubarkan diri mereka. Ia tak terlalu bodoh untuk bisa memahami lirik dari lagu yang baru saja Baekhyun nyanyikan itu.

Dan tanpa Hanna sadari Sehun telah berdiri tepat dihadapanya, menggenggam tanganya erat lalu tersenyum begitu manis kearahnya. Membuat  beberapa gadis yang masih berada disana berteriak lebih histeris. Termasuk Min Jung yang hanya bisa menatap tak percaya ke arah Hanna.

“maaf, tapi aku sudah kehabisan cara untuk bisa menemuimu. Dan kukira ini cara terakhir yang bisa kulakukan”. Ucap Sehun begitu lembut, masih dengan tangannya yang menggenggam tangan Hanna. Disaksikan puluhan pasang mata yang menatapnya iri, tapi Sehun seolah tak mempedulikanya sama sekali.

“apa sebenarnya maksud semua ini Hun-ah?”. Dengan penuh keberanian Hanna mencoba menatap manik mata Sehun. ia harus mendapatkan jawaban dari kegelisahan hatinya hari ini juga.

“mianhae Hanna, maafkan sikapku selama ini”. Sehun balik menatap Hanna begitu intens. Permintaan maaf yang ia ucapkan pun terdengar begitu tulus.

“itu bukan masalah besar untukku,lalu…siapa gadis itu?”. Ujar Hanna sedikit tertunduk. Rasa penasarannya yang begitu besar telah mengalahkan urat malunya. Dan ia rasa ia berhak mendapat penjelasan lebih dari Sehun.

“dia—, dia yeojachinguku, dan aku sudah memutuskanya dimalam saat kau bertemu denganku waktu itu. Maaf aku tak pernah memberitahukanmu sebelumnya. Tapi hubunganku dengannya tak seperti yang kau bayangkan”. Sehun memberikan jeda sejenak sebelum melanjutkan penjelasanya pada Hanna.

“jinjja? Kenapa kau memutuskanya, bukankah dia gadis yang cantik”. Ada perasaan lega ketika Hanna mendengar jawaban dari Sehun.

“aish…kau ini, apa perlu menanyakannya disaat seperti ini?”. Sehun terlihat sedikit kesal dengan pertanyaan Hanna. Kata-kata yang sudah Sehun persiapkan jauh-jauh hari melayang begitu saja setelah Hanna mengucapkan pertanyaan konyolnya itu.

“aku kan hanya ingin tahu, apa tidak boleh?”. Ujar Hanna dengan polosnya. Benar, ia hanya merasa penasaran kenapa Sehun memutuskan gadis yang begitu cantik itu demi dirinya. Apa? demi dirinya? Hey, Sehun bahkan belum mengutarakan perasaanya sendiri secara langsung. Kepercayaan diri Hanna nampaknya begitu tinggi.

“tidak..!! kau hanya perlu menjawabnya sekarang”. Sehun kembali ke arah pembicaraanya yang mulai serius. Persetan dengan detak jantungnya yang sudah bergerilya sejak tadi.

“jawaban apa?”. Tanya Hanna dengan santainya.

“ya..!!! aku menyukaimu bodoh, kau harusnya tahu dari lagu yang dinyanyikan Baekhyun tadi”.

DEG

Waktu seolah berhenti sejenak, membiarkan Hanna yang terlalu lama mencerna kata demi kata yang Sehun ucapkan.

‘Tuhan, tolong aku, aku lupa bagaimana cara bernafas’.

Hanna terus berteriak dalam hatinya. Darahnya berdesir begitu cepat, bahkan ia bisa merasakan alirannya melewati setiap pembuluh di tubuhnya. Andai saja tak ada teman-teman yang melihatnya saat ini, Hanna pasti sudah berteriak kegirangan. Bahkan mungkin mengguling-gulingkan tubuhnya di tanah karena terlalu bahagia.

“a..aku…aku akan menjawabnya nanti, sampai jumpa”. Hanna melepas tautan tangannya dengan Sehun, lalu beralih menarik lengan Min Jung yang masih membatu ditempatnya. Berlari sekencang mungkin menjauhi Sehun dan Baekhyun yang marah dibuatnya.

“YAA…!!! MAU KEMANA KAU KUTU LONCAT..!!!”. Teriakan Sehun yang begitu kencang bahkan tak berhasil menghentikan langkah Hanna. Dengan terpaksa Sehun pun ikut berlari mengejar Hanna yang terus saja menghindarinya.

Bukan aksi kejar-mengejar seperti anjing dan kucing atau polisi dan pencuri. Tapi kejar-kejaran antara dua orang yang tengah merasakan indahnya mencintai dan dicintai. Lihat saja senyum yang terus mengembang di bibir mereka. Tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan yang tengah mereka rasakan saat ini.

“dasar orang aneh”. Baekhyun merapikan semua peralatanya, lalu memasukkanya ke dalam bagasi mobil Sehun yang terparkir tak jauh darinya. Melajukannya cukup kencang meninggkan arena sekolah tempatnya menuntut ilmu dulu, tak peduli bagaimana cara Sehun pulang nanti.

“kena kau..!!”. Sehun berhasil menangkap Hanna. Memeluknya dari belakang lalu memutarnya.

 

‘biarkan cinta menemukanmu, bagaimanapun caranya’

 

END

 

 

Hai….ketemu lagi sama ibu-ibu hamil (hehe..)

Ini seri kedua dari Different Love, aku harap kalian suka.

Silahkan baca lalu kasih komen kalian

Maaf kalau terlalu banyak typo atau alur yang kecepetan

Aku cuma berusaha menulisnya sesuai ingatanku karena ini based on true story

Bye..bye…

With love

Babylulu

 

 

sepeda kesayangan Sehun

TWC10_MostExpensive_Hermes-620x4381

69 comments

  1. ibu2 hamil?? kakak hamil? /plak
    salah fokus oke

    itu itu itu dinyanyiin gitu aaaaahhhhhh kenapa jadi senyum2 sendiri bwakakakak
    lanjut lanjut jangan kelamaan
    oke

    Like

  2. maaf ya thor sblmnya, jujur pas bca ff ini di awal aku ngrasa enak dan bner” enjoy, tp gak tau knapa pas ke bwah” kok jd feelnya kurang ngena, selain alurnya yg kcepetan mungkin ya thor (udh dsbut di note :D) di bgian” tngah smpe akhir yg hrusnya jd squel mlh gak jadi, jd cenderung absurb, maaf y thor 😦 maaf, maaf … bgt >o< thor buat ngoment kek gni, tp typo udh minimalisir, tp ini tetep keren kok 😀 goodJob 🙂

    Like

  3. heemmm sukkkaaaaaaa…
    tpi sempet ngrasa sedih pas hanna ktemu ama sehun..
    trus sehun pura” ga kenal..
    hmmm pengen di gituinn…
    hahahahaha akhirnya jadian deh..

    Like

  4. So sweet bgt si sehun.
    Aku kira di awal sehun beneran udah ga suka lgi sma hanna, taunya dia sebenernya masih sangat suka sma hanna toh.
    Seriusan aku nyengir2 sendiri baca ff ini lho

    Like

  5. Eonni konfliknya kurang panjang hehe ga deh konfliknya pas kok btw kalo ini true story yang aslinya apa eon?

    Like

  6. wah tdinya kecewa knpa sehun berubah tpi pas tw trnyta mrka sling cinta jd seneng bgt deh. Bgus”
    oh y selamat buat kehamilannya klo gak salah yg k 2 ya? Moga babynya lucu kyak sehunnie

    Like

Leave a comment